Sunday, 22 September 2013

Newsletter: Berita Aquafarm Nusantara Edisi #03 Juli 2013: Kepala Desa Wunut, Iwan Sulistya Setiawan




Desa Wunut merupakan tonggak sejarah berdirinya Aquafarm Nusantara di Indonesia. Desa yang terletak di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah   ini   berhasil    menginspirasi perkembangan Aquafarm Nusantara ke Sumatera,
hingga  ke  kancah  bisnis  internasional, yakni  Meksiko  dan  Honduras.   Para perintis Aquafarm Nusantara melakukan eksperimen awalnya  di Desa Wunut. Kantor pusat Aquafarm Nusantara  pun  berada  di  desa  yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani sawah ini.


Menghalau Serangan Hama
Beberapa musim tanam belakangan, petani sawah yang berada di wilayah Kecamatan Tulung  mengalami  gagal panen  akibat serangan hama. Serangan hama itu terdiri dari jenis hama wereng dan tikus. Berbagai upaya pun dilakukan untuk membasmi hama-hama tersebut, salah satunya dengan melakukan perburuan  tikus yang  dilakukan  bersama- sama. Namun sayang, upaya-upaya tersebut nampaknya masih belum mampu mengurangi serangan hama yang semakin banyak dan menganggu aktivitas pertanian di Desa Wunut.
Salah satu Kepala Desa (Kades) di Kecamatan Tulung kemudian berinisiatif untuk memecah- kan masalah serangan hama yang tak kunjung usai. Sosok tersebut ialah Kades Wunut, Iwan Sulistya Setiawan. Dengan gigihnya, Ia berusaha memperbaiki ekosistem yang sebelumnya sudah terganggu. Salah satu caranya adalah dengan melakukan penangkar- an burung Serak Jawa (Tyto Alba), sejenis burung  hantu  yang  menjadi  predator  alami tikus dalam rantai makanan.
Selain itu, beliau juga mengupayakan lahirnya Peraturan Desa (Perdes) yang melarang perburuan terhadap burung tersebut, serta menetapkan  sanksi bagi  siapapun  yang melaku-kan pelanggaran. Sanksi yang akan diberikan bagi yang mengetahui maupun yang melakukan  perburuan  terhadap burung tersebut adalah denda sebesar Rp1,5 juta per ekornya.
Perdes ini berhasil menghentikan aktivitas perburuan burung Serak Jawa. Jumlah burung yang sebelumnya sangat sedikit, perlahan- lahan bertambah.  Harapannya,  ekosistem dapat kembali normal seperti sediakala. Secara perlahan tapi pasti, pihak desa melaku- kan program budidaya alami dengan mendiri- kan rumah burung, yang disebut Rubuha (rumah burung hantu), di beberapa lokasi persawahan. 
Hingga  saat  ini  sudah ada delapan Rubuha yang tersebar di areal persawahan.  Pak  Iwan  yang  akrab  dipanggil Pak Lurah ini menargetkan,  dalam dua bulan ke depan Rubuha akan tersebar di 20 titik.

Konstribusi Aquafarm NusantaraMenurut Pak Iwan, kehadiran Aquafarm Nusantara telah memberikan  dampak  positif terhadap kemajuan Desa Wunut. Salah satunya adalah penyerapan tenaga kerja dari warga desa yang akhirnya tidak harus merantau ke daerah lain untuk mencari penghidupan. Selain itu, Aquafarm Nusantara juga memberikan dukungan untuk kegiatan kemasyarakatan di Desa Wunut. Aquafarm Nusantara  juga membangun  program kemitraan  dengan  petani ikan melalui  sistem petani plasma. “Usaha perikanan di desanya memang sudah sesuai dengan program pemerintah yang menetapkan bahwa Desa Wunut sebagai salah satu desa yang masuk ke dalam kawasan Mina Politan,” ujar Pak Iwan.
Pak Iwan yang akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Kades pada Oktober 2013 tetap diharapkan oleh banyak warganya  agar berkenan  memimpin  Desa  Wunut untuk periode selanjutnya. Sosok kepemimpinannya dianggap telah sukses membawa Desa Wunut hingga seperti sekarang ini.
Sukses selalu Pak Iwan!

No comments:

Post a Comment