Ketika melintasi jalan menuju Desa Purwomar- tani, Sleman dari arah Jogjakarta, kita akan menemukan banyak kolam ikan yang berada di Dusun Kadisoka, yang dikelola oleh para petani setempat, yang biasa disebut petani plasma.
Petani plasma merupakan para petani yang berada dalam naungan program kemitraan yang diselenggarakan Aquafarm Nusantara. Dusun Kadisoka merupakan lokasi petani plasma terbesar dengan luas wilayah usaha sekitar 10 hektar, dan jumlah petani 60 orang, tergabung dalam dua kelompok tani, yakni Mina Suka Makmur dan Mina Suka Mandiri. Dua kelompok tersebut dan beberapa kelompok tani lainnya juga tergabung ke dalam kelompok tani di tingkat Kabupaten Sleman, yaitu Kelompok Tani Mina Manunggal. Selain Dusun Kadisoka, lokasi petani plasma lainnya berada di Desa Sidowayah, Kecamatan Polan Harjo, Klaten, serta di Desa Waru, Kecamatan Kalasan, Sleman.
Petani plasma merupakan para petani yang berada dalam naungan program kemitraan yang diselenggarakan Aquafarm Nusantara. Dusun Kadisoka merupakan lokasi petani plasma terbesar dengan luas wilayah usaha sekitar 10 hektar, dan jumlah petani 60 orang, tergabung dalam dua kelompok tani, yakni Mina Suka Makmur dan Mina Suka Mandiri. Dua kelompok tersebut dan beberapa kelompok tani lainnya juga tergabung ke dalam kelompok tani di tingkat Kabupaten Sleman, yaitu Kelompok Tani Mina Manunggal. Selain Dusun Kadisoka, lokasi petani plasma lainnya berada di Desa Sidowayah, Kecamatan Polan Harjo, Klaten, serta di Desa Waru, Kecamatan Kalasan, Sleman.
Keberadaan para petani plasma ini sangat membantu kelangsungan usaha Aquafarm Nusantara. Karena, sebelum ikan berstatus siap untuk dipindahkan ke Unit Pembesaran Aquafarm Nusantara, sebagian di antaranya dikelola terlebih dahulu oleh para petani plasma. Pak Rahmadi, Ketua Kelompok Tani Mina Suka Makmur,
bercerita bahwa lokasi yang menjadi tempat pembesaran benih ini awalnya merupakan lokasi tanah kering yang tandus. Tanaman padi maupun palawija yang ditanam, tidak bisa tumbuh dengan baik.
Awal Mula
Keterbatasan lahan menjadi kendala bagi Aquafarm Nusantara dalam melakukan perluasan usaha demi meningkatkan produksi. Oleh karena itu, pada Maret 2003, Aquafarm Nusantara mulai menjajaki kemungkinan peningkatan produksi dengan melibatkan warga setempat sebagai mitra. Untuk uji coba, Aquafarm membuatkan 5 petak kolam dengan menyewa lahan milik warga.
Namun sempat terkendala, karena air yang sudah dialirkan ke dalam kolam tidak bisa bertahan lama, dan dalam sekejap kolam bisa langsung berubah menjadi kering. Untuk mengatasi hal itu, dilakukan beberapa tindakan khusus lainnya yang akhirnya mampu menahan air di dalam kolam.
Setelah kolam siap untuk ditanami, langkah selanjutnya adalah memasukkan benih ikan nila. Setelah beberapa waktu, benih ikan nila yang masih berbentuk larva pun dapat berkembang dengan hasil yang diinginkan.
Seiring waktu berjalan, beberapa petani mulai bergabung sebagai petani plasma, hingga akhirnya dibentuklah kelompok tani yang diberi nama Suka Makmur. Lalu, pada 2008 di bentuk pula satu kelompok tani baru yang diberi nama Mina Suka Mandiri. Kini, produksi benih yang dihasilkan kedua kelompok tani tersebut mencapai 48 ribu ekor per hari, atau sekitar 1,6-2 ton per hari.
Membuat kolam plasma bukanlah perkara mudah. Beberapa kualifikasi khusus perlu diperhitungkan dengan cermat dan teliti seperti kondisi tanah, ketersediaan air yang berlimpah, sumber daya manusia dengan penguasaan teknis terkait perikanan, serta sinergi kuat antar semua pihak. Para petani juga harus memenuhi komitmen bersama yang menetapkan bahwa petani harus berpegang pada standar operasional yang sudah disetujui oleh seluruh anggota kelompok tani.
Keterbatasan lahan menjadi kendala bagi Aquafarm Nusantara dalam melakukan perluasan usaha demi meningkatkan produksi. Oleh karena itu, pada Maret 2003, Aquafarm Nusantara mulai menjajaki kemungkinan peningkatan produksi dengan melibatkan warga setempat sebagai mitra. Untuk uji coba, Aquafarm membuatkan 5 petak kolam dengan menyewa lahan milik warga.
Namun sempat terkendala, karena air yang sudah dialirkan ke dalam kolam tidak bisa bertahan lama, dan dalam sekejap kolam bisa langsung berubah menjadi kering. Untuk mengatasi hal itu, dilakukan beberapa tindakan khusus lainnya yang akhirnya mampu menahan air di dalam kolam.
Setelah kolam siap untuk ditanami, langkah selanjutnya adalah memasukkan benih ikan nila. Setelah beberapa waktu, benih ikan nila yang masih berbentuk larva pun dapat berkembang dengan hasil yang diinginkan.
Seiring waktu berjalan, beberapa petani mulai bergabung sebagai petani plasma, hingga akhirnya dibentuklah kelompok tani yang diberi nama Suka Makmur. Lalu, pada 2008 di bentuk pula satu kelompok tani baru yang diberi nama Mina Suka Mandiri. Kini, produksi benih yang dihasilkan kedua kelompok tani tersebut mencapai 48 ribu ekor per hari, atau sekitar 1,6-2 ton per hari.
Membuat kolam plasma bukanlah perkara mudah. Beberapa kualifikasi khusus perlu diperhitungkan dengan cermat dan teliti seperti kondisi tanah, ketersediaan air yang berlimpah, sumber daya manusia dengan penguasaan teknis terkait perikanan, serta sinergi kuat antar semua pihak. Para petani juga harus memenuhi komitmen bersama yang menetapkan bahwa petani harus berpegang pada standar operasional yang sudah disetujui oleh seluruh anggota kelompok tani.
Penguatan Ekonomi Lokal
Setiap bulannya, kelompok tani plasma meng- gelar sebuah pertemuan rutin sebagai wadah untuk saling bertukar informasi, melakukan koordinasi dan evaluasi. Pertemuan ini juga menjadi wadah disksusi dalam hal perbaikan dan pemeliharaan peralatan tani yang terkait dengan pemeliharaan ikan. Untuk mempererat tali silaturahim antar anggota, pertemuan rutin ini pun dilaksanakan di rumah anggota secara bergiliran, di mana setiap anggota membayarkan iuran sebesar Rp1.000 per bulan.
Tidak hanya itu, untuk mendukung kelancaran usaha dari anggotanya, kelompok tani juga membuat usaha simpan-pinjam.
Setiap bulannya, kelompok tani plasma meng- gelar sebuah pertemuan rutin sebagai wadah untuk saling bertukar informasi, melakukan koordinasi dan evaluasi. Pertemuan ini juga menjadi wadah disksusi dalam hal perbaikan dan pemeliharaan peralatan tani yang terkait dengan pemeliharaan ikan. Untuk mempererat tali silaturahim antar anggota, pertemuan rutin ini pun dilaksanakan di rumah anggota secara bergiliran, di mana setiap anggota membayarkan iuran sebesar Rp1.000 per bulan.
Tidak hanya itu, untuk mendukung kelancaran usaha dari anggotanya, kelompok tani juga membuat usaha simpan-pinjam.
Aquafarm Nusantara
No comments:
Post a Comment